Media sosial,
seperti Facebook, Twitter, Youtube, Linkedin, WordPress, Google Plus,
Posterous, Tumblr dan banyak lagi, sudah marak di Indonesia. Media
sosial paling popular di Indonesia adalah Facebook, yang digunakan lebih
dari 39 juta orang di Indonesia. Sementara itu, Indonesia juga
penghasil tweet terbesar ketiga di dunia.
Media sosial
sebagaimana teknologi yang lain, ibarat pisau bermata dua. Media sosial
bisa digunakan membangun personal brand kita untuk memajukan karir, tapi
juga bisa bikin karir kita terancam bahaya. Apa saja 9 status FB dan
Twitter yang bisa bikin kamu dipecat atau setidaknya menghambat karirmu?
1. Selalu mengeluh tentang pekerjaan.
Beberapa orang selalu menuliskan keluhannya di media sosial. Hey,
sadarlah hidup itu penuh warna. Bila selalu menuliskan keluhan, berarti
dirimu adalah bagian dari persoalan. Mana ada tempat kerja yang rela
menerimanya?
2. Menulis status tentang rahasia perusahaan.
Ini jelas merugikan perusahaan atau tempat kerja. Oleh karena itu,
pastikan bahwa informasi tentang tempat kerja itu cukup aman untuk di
tuliskan di media sosial.
3. Memperolok atasan atau rekan kerja.
Jangan bawa persoalan dengan atasan atau rekan kerja ke media sosial.
Orang tidak mau memperluas persoalan. Selesaikan di lapangan.
4. Menuliskan aktivitas nakalmu.
Bisa clubbing, mabuk atau seks bebas memang terkesan jagoan. Tapi itu
cukup untuk dirimu sendiri tidak usah di tulis di media sosial.
5. Menulis kualifikasi yang tidak sesuai kenyataan.
Beberapa orang ketika menulis surat lamaran merasa perlu memoles
sedikit lebih baik. Hati-hati karena perusahaan sekarang bisa
memverifikasi ke media sosial.
6. Menjelekkan atasan atau tempat kerja sebelumnya.
Kekecewaan di tempat kerja lama terkadang masih mengganjal sampai kita
di tempat kerja baru. Tapi bila kekecewaan itu dituliskan di status,
atasan di tempat kerja baru pasti berpikir juga akan dijelekkan kalau
kamu sudah keluar.
7. Pendapat kontroversial.
Hati-hati dalam menulis kejadian atau perihal yang kontroversial di
masyarakat. Atasanmu bisa jadi tersinggung karena pendapatmu. Facebook
dan twitter tidak cukup memadai untuk mendiskusikan sesuatu yang
kontroversial.
8. Menulis lelucon yang tidak lucu. Banyak contohnya tapi yang sering muncul adalah membuat lelucon tentang suatu musibah. Hey! Musibah bukan untuk lelucon
9. Menulis status tidak penting atau mengganggu.
Terkadang waktu senggang bikin kita menulis hal-hal yang tidak penting,
reply atau memberi komentar yang mengganggu. Jangan biarkan keisenganmu
mengancam karirmu
Mungkin ada yang
berpikir, HRD dan manajer di Indonesia belum menggunakan media sosial
untuk merekrut atau mempromosikan karyawan. Tapi semakin maraknya media
sosial dan tambah banyaknya manajer yang sadar, media sosial akan
menjadi media yang ampuh untuk mengamati perilaku karyawan. Hati-hati!
0 komentar:
Posting Komentar