Dear Friends,
Kasih Ibu sepanjang masa oleh segala kekurangan yang diderita
anaknya sampai ajal menjemput. Rasakan getaran emosi yang akan kamu
rasakan, berasa banget!
Cyndie bermain2 dengan anaknya Derek Madsen, 10, menyusuri lorong di UC
Davis Medical Center di Sacramento 21 Juni 2005. Sang Ibu berhasil
mengalihkan perhatian anaknya dari ketakutan akan pengambilan tulang
sumsumnya. Para dokter menganalisa apakah sang Anak cocok untuk
transpalasi sel batang darah yang merupakan harapan terbaik untuk
kesembuhannya akan Kanker Neuroblastoma, sebuah kanker yang jarang
dijumpai pada anak2, penyakit tsb ditemukan pada Derek Madsen pd bulan
November 2004.
Derek begitu bahagia, sang Ibu terenyuh:
Sang Ibu ( Cyndie) memeluk anaknya, Derek Madsen ( umur 10 )
tertanggal 25 Juli 2005. Stlh menyadari Derek perlu dioperasi utk
mengangkat tumor kanker di daerah perut nya. Rasa khawatir, kalut dan
sedih bercampur aduk pada sang Ibu. “Bagaimana aku tetap bisa bekerja
mencari uang dan melakukan ini?” Sang Ibu mulai cemas.
Pelukan sang Ibu yang memberikan kedamaian:
Derek Madsen, 10, mendapatkan pijatan lembut dari sang Ibu, Cyndie
French, di salon miliknya di Sacramento. “Saya akan melakukan apapun
utk membuatnya bahagia, melihatnya tersenyum.” Ujar Sang Ibu. Sebagai
orang tua tunggal untuk lima anaknya, Cyndie harus menjual salonnya
akibat kehabisan uang untuk perawatan medis anaknya.
Pijatan lembut sang Ibu memberikan ketenangan
Derek bermain2 dan tidak mau turun atas penolakannya untuk dioperasi.
Sang Ibu membujuknya turun dan berjanji agar pembedahan ditunda utk
waktu yang akan datang. Cyndia, membutuhkan waktu berjam-jam utk
membujuk sang Anak di dekat pintu hospital, UC Davis Medical Center
Sacrament
Keceriaan yang melupakan segalanya:
Setelah ultah ke 11 Derek Madsen dan Ibunya yg ke 40, ditemani
kakaknya Micah Moffe, 17, di samping kiri, dan Ibunya Cyndie, di
samping kanan, untuk menjalani persiapan terapi radiasi 30 November
2005.
Teriakkan sang anak membuat pilu hati sang Ibu:
6 Februari 2006, Dokter Derek merekomendasikan Cyndie untuk mencari
seorang perawat untuk membantu di rumah. Ia tidak memberitahu Derek
tentang percakapan itu, tapi menangis secara diam2 di balik pintu.
“Saya pikir tidak perlu memberitahunya,” ujar sang Ibu. “Mengapa? Buat
Apa?” Merasakan kesedihan sang Ibu, Derek mencoba menghibur Ibunya
walau tidak begitu mengerti apa yang sedang terjadi.
Derek, menghibur Ibunya. Hancur berkeping-keping :
Menyadari kemungkinan tidak ada kesempatan lagi untuk mengemudi mobil
dewasa kelak. Sang Ibu melanggar aturan membiarkan anaknya menyetir
sepanjang jalan di Sacramento Barat. 9 Feb 2006, Cyndie bertemu dengan
perawat rumahnya, dan memberitahunya bahwa waktu Derek tinggal lama
lagi.
Membuatnya bahagia, apapun dilakukan oleh sang Ibu :
Derek menangis dan sang Ibu mencoba meyakinkannya ( UC Davis Cancer
Center, 14 Feb 2006). Sang Ibu dan Dr. William Hall mendesak Derek utk
mendapatkan serangkaian terapi radiasi utk menghambat penyebaran
tumor ke seluruh tubuhnya dan akhirnya dapat mengurangi rasa sakitnya.
“Derek, kamu tidak akan sembuh jika tidak mau melakukan ini,” Ujar
Cyndie kepada anaknya. Derek membantah: “Saya Tidak Perduli! Bawa aku
pulang. Aku sudah tidak ada harapan. Apakah kamu mendengarkan saya ?
Aku sudah tidak ada harapan.”
Sedih, resah dan putus asa :
Cyndie bermain2 dengan anaknya, selama menunggu panggilan dari Dokter.
Cyndie mengusap pipi teman terbaiknya yang sedang menangis, Kelly
Whysong, kiri, 24 April 2006, takut bahwa waktu Derek tidak lama lagi.
Cyndie menulis sebuah surat untuk anaknya tentang betapa berani
dirinya selama masa perjuangannya melawan kanker. Ia membacakan untuk
anaknya secara berulang-ulang, dan berharap sang Anak dapat
mendengarnya.
Disaat sedih dan hancur, sahabatku
Setelah meletakkan kain bergambar bunga untuk menyejukkan kepala sang
Anak, sang Ibu menangis tersedu2 dan jatuh ke lantai. Sahabatnya,
Kelly Whysong dan Nick Rocha mencoba menghiburnya. Derek sudah terlalu
lemah menyadari keberadaan sang Ibu sebagaimana sang Ibu terus
menerus berjaga di sampingnya.
Menangislah, tumpahkan semua asamu:
Energi disaat terakhir utk bangun setelah berhari-hari ia berada di
atas ranjangnya. Sang Ibu menolong anaknya untuk berjalan (26 April).
Sebuah Kanker Tumor telah membuat perut Derek menjadi kembung dan
celananya menjadi tidak muat lagi. Sedangkan Tumor yang lain menyerang
di otaknya dan membuat penglihatan Derek menjadi kabur sehingga ia
sulit utk kemana-mana di dalam rumah kontrakannya.
Sakit tiada terkira, tapi itu harus dilakukan:
Derek menolak pengobatan apapun karena ia takut malah akan membuat
lebih sakit dan merusak organnya. Ia mengamuk dengan hebat dan
menyalahkan sang Ibu (28 April) tidak membuatnya lebih sehat. “Kamu
harus tenang, nak dan biarkan aku menolongmu”, Cyndie terbata-bata.
Adakah harapan itu ada?:
Derek mencium ibunya di lapangan, sebagaimana adiknya berdiri di
samping. Cyndie memberitahu kepada orang-orang di sana bahwa ia bangga
akan keberanian anaknya dalam melawan kanker.
Ini cium terakhir sang Ibu?
Cyndie merangkul Derek 8 Mei. Ia dalam terapi yang membuat ia sulit
berbicara dan membuatnya terjaga sepanjang malam. Kecuali utk beberapa
menit sewaktu perawat berada di sana, Cyndie hampir menghabiskan
setiap momen dengan berada di samping anaknya. “Saya telah lelah
melebihi keyakinanku tapi Aku harus melakukan ini. Ia akan
memanggil namaku dan selalu berharap aku berada di sisinya,” Ujar Cyndie
Walaupun asa tak ada, aku harus tegar!
Dalam usahanya membawa keluar Derek utk merasakan kehangatan mentari
dan udara luar. sang Ibu melewati pintu2 yang sudah dipasangi karya
seni dan kartu2 ucapan dari teman sekelas anaknya. Derek Madsen keluar
rumah untuk yang terakhir kalinya.
Walaupun asa tak ada, aku harus tegar!:
Cyndie berkecamuk dalam batinnya, 10 Mei, untuk memutuskan agar
anaknya dapat meninggal tanpa perlu terlalu sakit berlama-lama. Ia
membiarkan sang Suster melakukan tugasnya.
Sekejam itukan aku?:
Tidak lama kemudian, Secara perlahan-lahan Derek Madsen meninggal di pangkuan sang Ibu, Cyndie. 10 Mei 2006
Akhir dari penderitaanku:
Cyndie memimpin pemakaman anaknya Derek Madsen, didampingi kakak2
Derek, Anthony, Micah, Vincent Morris dan beberapa teman lainnya.
Derek dimakamkan di Mount Vernon Memorial Park, California, 19 Mei
2006. “Saya akan selamanya mengingat kamu di dalam hatiku dan
mengingatkan orang lain untuk memberikan waktu, tenaga dan dukungan
pada keluarga mereka atau kepada yang membutuhkan sebagaimana adanya
kita,” ujar sang Ibu.
Selamat jalan anakku
Semoga memberikan pencerahan, selagi ada waktu!
Minggu, 20 Oktober 2013
Gila! Luar biasa! Apakah kita sebagai Orang tua bisa sanggup seperti itu?
03.23
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar