Layanan
pesan singkat atau Surat masa singkat (bahasa Inggris: Short Message
Service disingkat SMS) adalah sebuah layanan yang dilaksanakan dengan
sebuah telepon genggam untuk mengirim atau menerima pesan-pesan pendek.
Pada mulanya SMS dirancang sebagai bagian daripada GSM, tetapi sekarang
sudah didapatkan pada jaringan bergerak lainnya termasuk jaringan UMTS.
Sebuah
pesan SMS maksimal terdiri dari 140 bytes, dengan kata lain sebuah
pesan bisa memuat 140 karakter 8-bit, 160 karakter 7-bit atau 70
karakter 16-bit untuk bahasa Jepang, bahasa Mandarin dan bahasa Korea
yang memakai Hanzi (Aksara Kanji / Hanja). Selain 140 bytes ini ada
data-data lain yang termasuk. Adapula beberapa metode untuk mengirim
pesan yang lebih dari 140 bytes, tetapi seorang pengguna harus membayar
lebih dari sekali.
SMS bisa pula untuk mengirim gambar, suara dan film. SMS bentuk ini disebut MMS.
Pesan-pesan SMS dikirim dari sebuah telepon genggam ke pusat pesan (SMSC
dalam bahasa Inggris), di sini pesan disimpan dan mencoba mengirimnya
selama beberapa kali. Setelah sebuah waktu yang telah ditentukan,
biasanya 1 hari atau 2 hari, lalu pesan dihapus. Seorang pengguna bisa
mendapatkan konfirmasi dari pusat pesan ini.
SMS sangat populer di Eropa, Asia dan Australia. Di Amerika Serikat, SMS
secara relatif jarang digunakan. SMS populer karena relatif murah. Di
Indonesia, tergantung perusahaannya sebuah SMS berkisar antara Rp.
45,-[1] sampai Rp. 750,-.
Karena kesulitan mengetik atau untuk menghemat tempat, biasanya pesan
SMS disingkat-singkat. Tetapi kendala kesulitan sekarang sudah teratasi
karena banyak telepon genggam yang memiliki fungsi kamus.
Akhirnya kini kita bisa tahu siapa biang kerok di balik pembatasan SMS
hingga 160 karakter. Harian LA Times melakukan sedikit investigasi untuk
menelusuri sejarah SMS 160 karakter dan akhirnya berhasil menemukan
orang yang paling bertanggung jawab: Friedhelm Hillebrand. Pria Jerman
malang ini memang tak menjadi kaya karena mengembangkan standar SMS tapi
ia adalah orang yang berada di balik pembatasan itu.
Pada tahun 1985 ia duduk di depan mesin tiknya dan berusaha menyelidiki
panjang maksimal sebuah text message. Ia menulis beberapa kalimat dan
menemukan bahwa ia selalu menggunakan karakter di bawah 160. Ia kemudian
menetapkan angka 160 sebagai angka ajaibnya dan memaksakan standar baru
pada semua GSM carrier. Ia bisa melakukannya karena jabatannya sebagai
pimpinan dari nonvoice services committee of the Global System for
Mobile Communications Group pada 1986. Memang kisah ini sudah bergulir
puluhan tahun silam, tapi gaungnya masih terasa sampai sekarang.
Hari ini kita masih
terjebak dengan pembatasan 160 karakter yang “Ajaib” itu dan terus
menerus mencari cara baru untuk mengkombinasikan dan menyingkat
kata-kata agar kita bisa beradaptasi dengan pembatasan itu.
0 komentar:
Posting Komentar